Bagi mereka umat Islam mungkin lebih banyak yang memperingati tahun baru Masehi daripada tahun baru mereka sendiri (hijriyah). Sehingga mereka tidak mengetahui sejarah tahun baru hijriyah. Permulaan Tahun Hijriyah diambil dari pertama kali Nabi Saw hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah). Kenapa Nabi melakukan hijrah? Apa pula pengertian dari hijrah dilihat pada zaman sekarang?
Pengertian hijrah adalah perubahan, reformasi. Nabi Muhammad melakukan hijrah memang karena perintah Allah supaya umat Islam waktu itu boleh mengadakan perubahan. Karena waktu itu penduduk Makkah masih banyak yang kafir dan masih fanatik dengan ke-kafir-an mereka.
Bila kita berdiam diri di suatu tempat yang tidak menguntungkan kita, kita harus mengadakan 'hijrah' ke tempat lain. Siapa tahu tempat itu akan memberi perubahan 'nasib' pada diri kita. Menuntut ilmu di negeri orang pun merupakan hijrah kita untuk mengadakan perubahan ilmu pada diri. Dan Allah akan memberikan jaminan perubahan pada kita.
Allah berfirman:
"Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak." ( 4:100 dan 16:41)
Apabila kita melihat sejarah dari hijrah Nabi, maka kita akan memperoleh 3 prinsip yang mendasari hijrah:
1) Prinsip masjid.
Rasulullah waktu pertama kali hijrah, yang Beliau bangun adalah Masjid. Kenapa masjid? Karena masjid menjadi keperluan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Innahu masjidun ussisa ala al-attaqwa. Jadi, bila kita mau hijrah, kita harus mempunyai 'masjid' pada diri kita. Masjid itulah yang membentengi diri kita dari hal-hal yang dibenci oleh Allah. Bila 'masjid' lepas dari diri kita, bukannya kita akan menuju yang lebih baik, malah sebaliknya. Negara kita apabila ingin 'hijrah' menuju negara yang bebas korupsi dan perbuatan kotor lainnya haruslah membangun 'masjid' pada diri para pejabat negara.
2) Prinsip ukhuwah Islamiyah.
Hal ini terlihat dari sambutan hangat kaum Anshor terhadap kaum Muhajirin. Walaupun mereka tidak mengenal satu sama lain. Kalau kita menghendaki hijrah, haruslah ukhuwah Islamiyah kita tegakkan.
3) Membangun ukhuwah dengan orang-orang asing, bil ajanib, termasuk dengan orang Nashrani dan Yahudi.
Jika ditelusuri, komposisi masyarakat Madinah waktu itu kira-kira 10.000 penduduk. 6000 orang Yahudi, 2000 Nasrani, 1500 orang Islam.Ditengah-tengah masyarakat yang plural tersebut rasulullah membuat kesepakatan damai yang dikenal dengan "piagam Madinah".
Jadi, untuk mencapai hijrah kita harus menggunakan prinsip hijrah Rasul diatas, yakni membangun masjid (taqwa) pada diri kita, membangun ukhuwah Islamiyah, dan membangun ukhuwah bil ajanib (membangun hubungan dengan non-muslim).Karena mereka juga makhluk Allah. Bila itu boleh terealisasi pada diri kita, niscaya tidak ada lagi umat islam yang meledakkan dirinya guna membunuh gologan yang mereka anggap kafir.
Artikel dialih bahasa dari http://www.geocities.com/kang_iwan2007/hijrah.html
No comments:
Post a Comment